Oleh Thomas Rizal Trika
Ini adalah rangkuman dari renungan yang Jumat 28/4/2022 lalu saya bagikan di Persekutuan Doa Sancta Familia yang bertemakan “Not all storms come to disrupt your life, some come to clear your path” yang dikutip dari seorang penulis Brasil bernama, Paulo Coelho.
Biasanya badai datang ke dalam hidup kita secara tiba-tiba, tidak dapat diprediksi dan tidak terduga. Reaksi kita biasanya adalah takut. Kecewa. Marah. Bingung. Marah sama Tuhan dan lainnya. Semua itu adalah reaksi yang alami untuk sesuatu yang diraskan disruptif/merusak.
Tetapi beberapa badai sebetulnya memberikan kita untuk melakukan perubahan, belajar and bertumbuh, dan membuat keputusan atau tindakan yang biasanya tidak akan kita lakukan dan baru pada waktunya nanti kita akan tahu bahwa badai itu sebetulnya sesuatu yang kita butuhkan.
Untuk melengkapi kutipan dari Paolo Coelho, renungan malam itu juga mengambil dari Injil Matius 14: 22-33 yang perikopnya berjudul ‘Yesus berjalan diatas air’.
Seperti juga yang dialami para murid ketika dihantam gelombang dan angin sakal, merekapun menjadi sangat takut. Sampai-sampai ketika Yesus mendatangi mereka malam-malam merekapun mengira Yesus adalah hantu. Untuk membuktikan Yesus bukanlah hantu, Petrus lalu meminta Yesus untuk menyuruhnya datang kepada Yesus. Dan benar, ketika Yesus mengundang Petrus untuk datang kepada-Nya, Petrus-pun dapat berjalan diatas air. Sesuatu yang diluar logika dan kemampuannya sebagai manusia. Namun, dikisahkan pulan, di tengah perjalanannya, Petrus menjadi takut lagi dan mulai tenggelam karena tiupan angin. Ia pun segera meminta pertolongan Yesus yang langsung monolongnya sekaligus menegurnya karena bimbang. Setelah mengulurkan tangan-Nya menolong Petrus, dan membawanya kembali ke perahu, seketika itu juga angin kencang itu reda.
Dari bacaan Injil malam dan kutipan dari Paulo Coelho, yang bisa kita renungkan adalah dalam hidup ini ada banyak hal yang dapat terjadi tiba-tiba dan menakutkan, yang membuat kita juga seperti Petrus merasa bimbang saat masalah menimpa kita. Kita jadi bertanya-tanya, kenapa masalah ini terjadi pada saya? Kenapa saya sudah berdoa bertahun-tahun tapi belum ada perubahan terjadi malah sepertinya saya berjalan di tempat? Kenapa pasangan saya masih seperti itu dan tidak berubah sekeras apapun saya mendoakan dia? Kenapa saya masih menderita sakit ini? Kapan Tuhan akan menolong saya? Apakah Tuhan akan benar menolong saya? Dimana Tuhan?
Jawabannya adalah seperti Dia mengasihi murid-murid-Nya, Tuhan Yesus juga sungguh mengasihi kita anak-anaknya, dan selalu ada siap untuk menolong kita melewati setiap badai yang boleh terjadi di dalam perahu kehidupan kita. Tetapi bukan dengan selalu memberikan apa yang kita mau, akan tetapi Tuhan Yesus mengasihi kita dengan mendidik kita agar kita bertumbuh dewasa dalam kebenaran-Nya. Terkadang Ia mengijinkan badai atau masalah datang bukan untuk menakut-nakuti kita, tetapi karena Dia ingin memberikan kita kesempatan untuk kita berubah, belajar dan bertumbuh melewati badai bersama Dia.
Untuk itu, mungkin terkadang kita membutuhkan badai dalam kehidupan kita. Karena sebagai makhluk yang lebih nyaman dalam hal/situasi yang familiar, kita cenderung untuk ingin tetap dalam kebiasaan dan rutinitas yang sama. Dalam zona nyaman kita. Sekalipun sebetulnya berada dalam situasi itu tidak lagi bermanfaat bagi kita, namun kita masih terus akan melakukannya karena kita merasa nyaman dan merasa aman dengan hal-hal yang biasa kita lakukan.
Bagi saya pribadi, ketika badai datang ke dalam hidup saya, insting alami saya adalah melawannya. Saya tidak suka perubahan yang terjadi, dan saya ingin memaksakan keinginan saya. Saya ingin semuanya kembali seperti semula. Dimana saya merasa nyaman.
Namun ketika saya mulai melihat kembali titik-titik penting dalam hidup saya, saya menyadari bahwa perubahan dan pertumbuhan iman saya yang paling luar biasa terjadi setelah badai. Belajar, badai itu memaksa saya keluar dari zona nyaman saya dan mendorong agar saya melakukan perubahan pada apa yang saya lakukan saat ini. Seberapapun bingungnya atau beratnya saat itu. Tetapi sekarang, setelah melihat kebelakang, ternyata itu yang membuat saya untuk ‘naik kelas’.
Tetapi saya juga akui, beberapa dari badai ini terasa seperti bencana bagi saya waktu itu. Dan memang begitu. Saya ingat sekali badai-badai itu dan pikiran-perasaan saya waktu itu bahwa masalah saya saat itu benar-benar seperti mimpi buruk yang kalau bisa tidak nyata.
Tapi mereka sangat nyata. Dan diperlukan untuk perjalanan saya.
Jadi, bagaimana caranya agar kita mulai menganggap semua badai memiliki tujuan yang positif? Bagaimana caranya agar kita percaya bahwa badai terjadi untuk memberikan kita kesempatan untuk membuat perubahan dan keputusan yang diluar kebiasaan kita, diluar nalar kita, dan yang sesuai dengan rencana Tuhan yang pasti indah pada waktu-Nya?
Dari bacaan Injil Matius 14: 22-33, ada tiga kunci kemenangan untuk mengatasi badai kehidupan yang ditawarkan oleh Yesus:
- “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” ayat 27 – Yesus meminta kita untuk tetap tenang dan tidak takut dalam badai kehidupan
- “Datanglah!” ayat 29 – Ajakan yang sama juga dikatakan Yesus Matius 11:28 “Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Hanya dengan datang kepada Yesus, sang pemberi damai sejahtera, badai kana menjadi tenang.
- “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” ayat 31 – Yesus mengajak kita untuk percaya dan tidak bimbang, maka bukan saja kita akan dapat berbuat apa yang Petrus lakukan dengan berjalan diatas air, tetapi apa saja yang kita minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kita akan menerimanya.
Badai adalah metafora hal-hal yang tidak menyenangkan dalam hidup kita. Namun, kita dapat mengatasi badai dengan menerapkan langkah-langkah diatas sebagai peluang untuk berubah.
Daripada bertanya mengapa ini terjadi pada kita, kita mungkin perlu mengajukan pertanyaan yang lebih baik. Mungkin yang seharusnya kita tanyakan adalah, apa yang bisa saya pelajari dari ini? Apa yang Tuhan coba katakan pada saya?
Lihat kembali masa pertumbuhan terbesar Anda. Peristiwa apa yang menyebabkannya? Badai apa yang datang untuk menumbuhkan dan memperdalam iman-mu sehinggap percaya bahwa tidak semua badai dimaksudkan untuk mengacaukan hidup kita; beberapa dimaksudkan untuk merendahkan kita, membuat kita lebih kuat, dan memberi kita kesempatan untuk memulai dari awal.
Sebagai penutup, dalam hidup, kita akan menemui beberapa jenis badai, namun tidak semuanya akan mengganggu kehidupan kita. Kita terkadang membutuhkan gangguan dalam kehidupan kita untuk berubah, belajar dan bertumbuh menjadi diri kita yang lebih baik sesuai dengan yang Tuhan mau.
Comments are closed