Menolak Bunda Maria

Sebagai paroki etnik, KKI Melbourne beroperasi di berbagai daerah untuk mencakup kondisi geografis domisili umat yang cukup besar di 'Greater Melbourne area'. Halaman ini digunakan untuk memberikan lokasi dan waktu perayaan Ekaristi berbahasa Indonesia.

Oleh Stecia Oliviana

Shallom umat KKI Melbourne…. Selamat memasuki bulan Mei, Bulan Maria. Gereja Katolik secara khusus menetapkan bulan ini sebagai Bulan Maria sehingga kita dapat mendedikasikan diri untuk berdevosi kepada Bunda Maria.

Sharing mengenai Bunda Maria, saya teringat pengalaman iman saya hampir 20 tahun yang lalu, saat saya benar-benar mengalami jatuh cinta pada Tuhan. Di saat itu, saya memiliki pemikiran “ngapain saya berdoa melalui pengantaraan Bunda Maria? Langsung aja ke Tuhan!”.

Di usia saya saat itu, bukan berarti saya belum pernah dengar dan membaca mengenai kotbah ataupun artikel mengenai Bunda Maria. Tapi saya tidak pernah bisa menangkap makna sesungguhnya yang perlu saya dalami dari setiap kotbah dan artikel-artikel tersebut. Saya berada di titik yang sangat mengeraskan hati terhadap Bunda Maria. Saya ga mau berdoa Salam Maria dalam doa pribadiku. Saat di Gereja dalam misa, saat umat diajak mendaraskan doa Salam Maria, saya memilih tidak ikutan, bahkan berusaha (keras) tidak ngikutin dalam hati. Saya ga permah mau join doa rosario atau apapun yang berbau Bunda Maria. Di benakku, aku tetap menghargai Bunda Maria sebagai Bunda Yesus yang mengandung, melahirkan dan membesarkan Tuhan Yesus. Tanpa Bunda Maria, Tuhan Yesus ga akan ada di dunia untuk melaksanakan misiNya menyelamatkan aku dan seluruh umat manusia. Aku ga jelek-jelekin Bunda Maria. Aku sebatas berterima kasih banget karna Bunda Maria mau memberikan hidup dan masa mudanya untuk keselamatan dunia. That’s all.

Sampai suatu hari…. Di salah satu acara Persekutuan Doa (PD) orang gede yang rutin aku ikutin (saat itu belum ada PD anak muda), saya mendengar pewartaan mengenai Bunda Maria dari Almarhum Om Boy Rahardja, salah satu hamba Tuhan yang sangat luar biasa dipakai Tuhan. Saat tau tema PD hari itu, jujurly, aku ogah-ogaham banget denger pewartaannya. Tapi ga mungkin aku ninggalin Gereja, jadi aku tetap stay dan dengerin. Saat itulah, aku percaya, Tuhan bekerja melalui Om Boy, untuk membuat aku sungguh-sungguh bisa menghormati dan mencintai Bunda Maria.

Saya ingat benar dia mengawali pewartaannya dengan menanyakan pertanyaan umum: “ada yang pernah dengar pertanyaan ini? Ngapain berdoa melalui perantaraan Bunda Maria? Langsung ke Tuhan Yesus aja!”. Dalam hati aku menjawab: SAYAAAAA. Tanpa saya sadari, keangkuhan hati saya saat itu perlahan-lahan dihancurkan oleh Tuhan. 

Ada 2 hal yang mengubah cara berpikirku;

Pertama, melalui ilustrasi yang sangat simple.

“Pernah nitip doa ke Mama sebelum ujian?” YUP! “Kira2 klo nitip doa nya ke Mama sama Bunda Maria, lebih powerful mana?” (terdiam, berpikir dan menjawab perlahan dalam hati – of course, ke Bunda Maria). Ilustrasi yang sangat sederhana ini sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk aku mengubah cara pikirku mengenai berdoa melalui Bunda Maria. Hanya Tuhan ga berhenti sampai di sana. Tuhan mau aku mengerti benar-benar secara mendalam. Tuhan memakai cara yang sungguh-sungguh akan bekerja untuk aku: Firman Tuhan (Alkitab). Aku saat itu sudah mencintai Firman Tuhan dan belajar mendalamiNya, khususnya Kitab Suci Perjanjian Lama.

Kedua, selama 30 menit dalam PD tersebut, Tuhan membuka perlahan-lahan selubung dalam hatiku dan buat aku mengerti. Malam itu kita membahas mengenai “Tabut Perjanjian”. Saya gak akan membahas history dan detail mengenai ini (yang tentunya kalau dibahas akan sangat menarik), tetapi malam itu aku mengetahui bahwa Tabut Perjanjian adalah tempat menaruh 3 barang (Ibr.9:4 – Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna (Kel.16:33-34), tongkat Harun (Bil.17:8-10) yang pernah bertunas  dan loh-loh batu (Kel.25:16) yang bertuliskan perjanjian. Dan Bunda Maria dalam Kitab Suci Perjanjian Baru pun ternyata merupakan Tabut Perjanjian – tempat suci untuk menaruh Manna, Tongkat Harun dan Loh-Loh Batu.

Manna = Yesus adalah Roti yang turun dari Surga (Yoh. 6:32-35).

Tongkat Harun = Yesus adalah Imam Agung (Ibr.8:1)

2 Loh Batu / 10 Perintah Allah = Yesus adalah Sang Firman (Yoh.1:1)

Memahami kebenaran firmanNya, mengubah hati dan pikiranku, membebaskanku dari ketidaknyamanan di misa dan acara lingkungan/wilayah/Gereja saat harus berdoa Salam Maria. Mulai saat itu aku pun mulai berdevosi kepada Bunda Maria melalui Doa Rosario setiap hari. Bahkan saat aku berada di titik terendah dalam kehidupanku, berdoa dan merenungkan setiap peristiwa dalam Doa Rosario, memulihkanku dari luka-lukaku. Bahkan hanya melalui Doa Rosario di kamarku, aku bisa merasakan hadirat Tuhan dan mengalami manifestasi. Puji nama Tuhan! 

Cintai Maria dan doakanlah rosario, yang adalah senjata untuk melawan segala kejahatan di dunia. Rahmat Tuhan akan diberikan lewat Bunda Terberkatinya.

(St. Padre Pio)

It’s not we worship Mary, but it’s that we look at Mary because she loved Jesus like no one ever loved Jesus. I want to love You as Mary loves You.

(Father Rob Galea)

Tags:

Comments are closed

Latest Comments