Oleh Fr. Blasius Trinold Asa, SVD
Pada tahun 2010, setelah mengetahui ke mana saya akan ditempatkan sebagai misionaris muda yakni ke negara Thailand, banyak pikiran dan pertanyaan muncul dalam benak. “Apakah orang Thai itu baik-baik?” “Bagaimana keadaan orang Katolik di sana?” “Apakah saya bisa diterima di antara mereka?” untuk tidak lebih mempersulit diri dengan berbagai pertanyaan yang tidak menentu, saya kemudian mulai mengenal tempat bermisi nanti dengan menonton film “Ong Bak.” Kesan pribadi yang muncul, film ‘Ong Bak” ini adalah kisah heroik untuk mempertahankan kebenaran dan keadilan. Dengan latar belakang budaya dan tampilan nuansa religius khas Buddhis, saya menemukan impresi positif mengenai orang Thai. “pasti mereka itu ramah-ramah”, kesanku. Memang betul, ketika tiba di Thailand, saya mendapat kesan, orang Thai itu murah senyum, halus, dan ramah. Pantas saja Thailand dijuluki “The Land of smiles.”
Kerahaman dan senyuman dari orang-orangnya juga saya dapatkan dari umat yang dilayani di keuskupan Udon Thani. Meskipun umatnya terbilang sedikit jumlahnya bila dibandingkan di Indonesia, orang Katolik di Thailand adalah orang-orang religius dan taat beribadat.
Ekaristi, doa rosario, novena kerahiman Ilahi dan novena kepada Bunda Maria Penolong Abadi menjadi ‘santapan’ rohani yang selalu dirindukan. Hal yang terakhir ini, yakni Novena kepada Bunda Maria Penolong Abadi, selalu mendapat tempat yang special di hati umat. Setiap hari rabu, umat akan berdatangan ke Gereja untuk bernovena dan merayakan ekaristi. Bahkan, sejauh yang saya tahu, selama masa Covid-19 sampai sekarang masih diadakan novena ini secara online untuk menjangkau umat yang tidak sempat datang ke Gereja. Bagi mereka Bunda Maria adalah ‘Mae’/ IBU, yang paling tahu kebutuhan anak-anaknya.
Di Keuskupan Udon Thani, saya pernah menjalankan praktek pastoral selama setahun di paroki Katedral Udon Thani. Saya ingat betul, pada bulan Mei dan Oktober, umat se-paroki berkumpul bersama dalam perayaan Ekaristi, kemudian setiap ketua wilayah akan diserahi patung Bunda Maria yang akan dipakai saat doa rosario bergilir dari rumah ke rumah. “Bunda Maria mengunjungi rumah dan keluargaku,” ungkap salah satu umat saat itu yang masih direkam dengan baik. Ada kebahagian dan keceriaan terpancar di sana. Orang bersukacita karena di bulan yang special itu, mereka mendapat kehormatan berdoa bersama di rumahnya. Hal itu bukan apa-apa, tetapi hanya karena Bunda Maria, yang diimani sebagai ibu Tuhan Yesus dan ibu kaum beriman.
Bersama Bunda Maria kita, sebagai orang beriman, bisa datang kepada Allah Bapa melalui Putra-Nya Yesus Kristus. Kepada Bunda Maria, kita bisa mencurahkan seluruh isi hati, rasa sedih,kecewa, air mata; rasa syukur dan hormat kepada Allah atas setiap berkat yang diterima. Dialah Bunda Allah yang selalu menolong, mendengarkan jeritan hati dan keluh kesah; harapan dan niat hati kita.
Pengalaman rohani bersama umat di Udon Thani amat menguatkan saya dalam menjalankan tugas pelayanan di sana. Berbagai kendala bahasa dan budaya bukan menjadi rintangan. Pernah, dalam keputuasaan, di permulaan belajar Bahasa Thai yang rada sulit itu, saya hanya pingin bisa menghafal doa Salam Maria dalam Bahasa Thai dan merasakan daya pertolongannya. Bukan sekedar mengahafal, tetapi juga harus dengan intonasi dari bahasanya secara tepat. Puji Tuhan, hal itu bisa saya lakukan setelah mencoba dan terus mencoba. Doa Salam Maria menjadi kenangan pertama karena Bunda Maria membuka pikiran dan perkataan saya, agar bisa berdoa dan dekat dengannya.
Kadang kita bertanya, mengapa harus dekat dengan Bunda Maria? Hemat saya, ya karena Bunda Maria telah terlebih dahulu dekat dengan Tuhan Yesus. Bunda Marialah orang pertama yang menerima Tuhan Yesus, Sabda yang menjelma menjadi manusia. Dialah yang melahirkan Putra Tunggal Allah ke dunia. Dialah yang menemani Yesus sampai di atas salib. Dan, dialah yang menemani para murid ketika menerima curahan Roh Kudus, pada peristiwa Pentakosta. Semakin kita dekat dengan Bunda Maria, semakin akrab kita dengan Yesus sebab Bunda Maria pasti akan membimbing kita untuk semakin mengenai, mencintai dan beriman penuh kepada Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Semoga Bunda Maria senantiasa menolong dan menyertai langkah peziarahan hidup kita.
Comments are closed