Oleh Suharjo Djais
Dulu saat saya kecil, sering kali saya mendengar mama saya mengatakan “mama berusaha melakukan hal baik bukan karena mama mengejar surga, tapi untuk anak mama agar baik juga kedepannya” setiap kali saya menanyakan kenapa sih dia harus menolong orang lain ataupun berbuat baik terlebih kepada mereka yang pernah jahat sama dia. Dari pengalaman itu saya jadi belajar jika kita hidup memang jangan hanya memikirkan diri sendiri termasuk setiap konsekuensi yang terjadi atas tindakan kita, karena apa yang kita perbuat bisa jadi tidak hanya berdampak pada diri kita tapi juga ke generasi kita berikutnya layaknya sebuah hukum tabur-tuai.
Mungkin itu juga kenapa kita kadang mendengar atau melihat seorang anak yang harus menanggung malu akibat tingkah dari orang tuanya, dan di sisi satunya kita juga sering kali melihat dan mendengar ada yang bangga karena pola hidup baik kedua orang tuanya. Sekalipun ga ada yang menjamin generasi berikutnya akan mewarisi apa yang kita lakukan sekarang tapi akan selalu ada pengaruh yang kita tinggalkan terlepas dari sekecil apapun pengaruh itu.
Inilah apa yang saya artikan dari ayat Amsal 11:21 – Sungguh, orang jahat tidak akan luput dari hukuman, tetapi keturunan orang benar akan diselamatkan. Tuhan tidak hanya akan menyelamatkan si pelaku akan tetapi juga berjanji memelihara keturunannya.
Karena itu, yuk kita mulai belajar memperhatikan bagaimana kita hidup saat ini, tetap bersikap jujur yang penuh dengan integritas dan karakter yang baik, agar nanti saat kita sudah tidak berada di dunia ini lagi, generasi kita akan bersyukur menikmati berkat dari hidup kita yang benar saat ini di hadapan Tuhan.
Comments are closed