Menjadi murid Kristus kita diminta siap berkorban untuk kepentingan orang lain. Banyak orang tanpa memandang agama, yang bersedia berkorban untuk orang lain, seperti dokter, perawat, relawan dan masih banyak lagi. Mereka bekerja tanpa mengenal waktu. Mereka rela membantu dalam masa pandemi ini tanpa henti, tanpa memikirkan diri sendiri, dan tanpa memandang agama atau kekayaan seseorang.
Tapi temanz, harap diingat, kita bukan robot, bukan mesin. Kita perlu beristirahat, perlu makan untuk memulihkan kekuatan tubuh. Bukan kita yang menjadi penyelamat dunia.. kita hanya alatā¦istirahatlah. Banyak dari mereka yang melayani, tidak sempat tidur, tidak sempat makan, tidak sempat istirahat. Jika kita sehat, pelayanan akan dapat diteruskan. Apapun yang kita kerjakan di dunia ini, semua perlu penyeimbang. Ada yang baik ada yang buruk, ada yang sakit tapi harus ada yang sehat, ada waktu untuk bekerja dan waktu untuk istirahat.
Menjadi pejabat negara suatu hal yang membanggakan, harusnya. Tapi sayang sekali di Indonesia, banyak pejabat yang terkena virus anosmia empathy, hilang rasa simpati dan emphaty untuk rakyatnya. Ada pejabat yang minta didahulukan untuk mendapat ruang ICU, padahal rakyat harus antri panjang. Malah ada juga yang minta disediakan rumah sakit khusus pejabat negara. Mereka lupa, rakyat memilih mereka karena percaya, mereka akan menjadi pejabat yang peduli dan dapat melayani.
Kadang kala egoisme menyebabkan orang lupa daratan, seperti kacang lupa kulit. Diangkat untuk menjabat suatu kedudukan bukan hal yang mudah, akan banyak tantangan dan godaan yang dapat membuat manusia goyah dan berubah. Ketika sudah diatas, manusia lupa mereka bisa jatuh setiap saat, tambah tinggi suatu jabatan tambah banyak godaan bertebaran. Diperlukan rendah hati dan kasih yang sungguh untuk bisa tetap menjabat atau melayani. Percayalah kalau kita mau berusaha, Tuhan akan terus mendampingi dan menyertai pelayanan kita..
salam sahabat,
Mina Munanto
Amin…inspirasi yg bagus…krn sering kali kita mengalami spt itu..