Bertobatlah dan percayalah kepada Injil

Sebagai paroki etnik, KKI Melbourne beroperasi di berbagai daerah untuk mencakup kondisi geografis domisili umat yang cukup besar di 'Greater Melbourne area'. Halaman ini digunakan untuk memberikan lokasi dan waktu perayaan Ekaristi berbahasa Indonesia.

Sumber: https://www.detik.com/jogja/berita/d-7198787/renungan-harian-katolik-minggu-18-februari-2024-dengan-bacaan-injil-dan-doa

Markus 1:12-15
Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia. Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, Kata-Nya: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”

Renungan:

“Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.” Itulah seruan dari Yesus. Bertobat merupakan tuntutan yang paling pertama yang dimaklumkan oleh Yesus karena Kerajaan Allah sudah dekat.

Ia menghendaki agar setiap orang menyambut kedatangan Kerajaan Allah dengan hati yang bersih. Ia meminta suatu sikap hati yang perlu dibangun di dalam dan bersama Dia.

Pertobatan yang dikehendaki oleh Yesus meliputi seluruh aspek kehidupan kita sebagai umat manusia. Artinya berani meninggalkan cara hidup kita yang tidak layak atau terpuji dan memilih jalan hidup baru yaitu jalan hidup yang baik dan berkenan pada Allah.

Ada tiga cara yang ditempuh bila kita mau dan benar-benar ingin bertobat. Pertama, melalui doa. Melalui doa kita diajak untuk datang dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Dalam doa, kita mengundang Allah untuk menguduskan hidup kita. Doa adalah saat di mana kita “lepaskan” kesibukan dunia dan menimba kekuatan dari Allah. Doa adalah pemulihan batin, doa adalah saat bersua dengan Allah, doa adalah saat indah memandang wajah dan mendengarkan firmanNya.

Kedua, melalui puasa. Dengan berpuasa, kita berusaha melatih diri, menguasai diri, mengontrol hawa nafsu, egoisme, emosi dan keinginan-keinginan daging yang dapat menjerumuskan kita ke dalam dosa.

Puasa mengingatkan kita bahwa kepuasan badani dan duniawi bukan hal utama. Puasa adalah pelajaran menahan susah demi kebahagiaan lebih besar.

Ketiga, melalui amal kasih. Kita menyatakan tobat kita melalui perbuatan kasih yang kita berikan kepada sesama yang membutuhkan. Menjadi orang Krsitiani baru punya makna lengkap kalau kita berbagi.

Apa yang sudah Tuhan berikan kepada kita bukan milik kita semata. Kita wajib memberikan kepada siapa saja yang membutuhkannya.

Tags:

Comments are closed

Latest Comments