Oleh Franciscus Suryana
Beberapa minggu lalu kala menghadiri Misa hari Minggu saya sempat terusik dengan sentilan Yesus dalam bacaan Injil: “Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?” (Lukas 6:41).
Sentilan ini mengingatkan saya akan tulisan dalam bahasa Mandarin yg terpampang di dinding ruang tamu seorang teman yang kalau diterjemahkan berbunyi: “Musuh terbesar manusia adalah dirinya sendiri”.
Seringkali kita ini lupa akan diri kita pribadi. Apa-apa maunya menyalahkan orang lain. Apalagi kalau lagi menghadapi masalah. Padahal kalau ditengok ujung-ujungnya ya berawal dari kita sendiri.
Saat ini kita sedang memasuki masa puasa dan bermatiraga. Di sinilah sebenarnya kesadaran kita sedang diuji. Bisa nggak kita menyempatkan diri untuk berpuasa atau berpantang? Bisakah kita meluangkan waktu sedikit saja untuk berdoa? Bisakah kita menyumbangkan sebagian dari rejeki yang kita terima atau waktu yang kita miliki untuk keluarga atau sesama yang membutuhkan? Atau bisa nggak kita bersabar hati barang satu hari saja?
Memang ujian kesadaran ini tidaklah mudah. Namun kalau kita bisa lulus, mungkin penghayatan akan makna kebangkitan Yesus akan semakin merasuk ke dalam iman kita.