Oleh Julianto Siaril
Santa Teresa kanak kanak Yesus menulis jalan kecil:
“Cinta membuktikan dirinya dengan tindakan, jadi bagaimana saya menunjukkan cinta saya? Aku tidak bisa melakukan jasa besar. Cara yang dapat kulakukan untuk membuktikan cintaku adalah dengan menyebarkan bunga dan bunga ini adalah pengorbanan yang sangat kecil, setiap pandangan dan kata, dan hal yang kulakukan adalah aksi cinta yang terkecil.”
Seorang courier sedang berdiri menunggu didepan pintu sebuah toko yang masih tutup untuk melakukan pengiriman barang. Waktu menunjukkan jam 9.55 pagi, sedangkan toko itu baru buka jam 10. Tak tahu sudah berapa lama dia menunggu disitu sebelumnya. Didalam toko terlihat pegawai toko sedang bersiap siap untuk membukakan pintu toko. Courier itu menunggu dengan sabar tetapi juga melihat kearah pegawai toko, mungkin dengan harapan dibukakan pintu dan dilayani sesegera mungkin, sehingga dia bisa melanjutkan pengiriman selanjutnya. Pegawai toko juga pasti sudah melihat, karena courier itu berdiri tepat didepan pintu masuk, tetapi rupanya dia tidak berbuat apa apa. Tidak ada keinginan untuk membukakan pintu dan menerima barang kiriman dari sang courier. Mungkin yang ada dipikiran nya , belum jam 10, toko belum buka sesuai aturan yang digariskan. Dia takut melanggar aturan yang berlaku. Atau memang dia tidak peduli untuk melakukan sedikit kebaikan, membantu mempercepat proses pengiriman si courier.
Dilain peristiwa seorang wanita dengan troley pembersih nya sedang menunggu lift di lantai 26 di suatu apartemen bertingkat yang ramai penghuni nya. Kemudian seorang bapak penghuni apartemen, juga datang menunggu mau turun kebawah. Ketika salah satu lift terbuka pintunya, bapak itupun masuk kedalam lift tetapi tidak ibu pembersih apartemen. Dia mempersilahkan Bapak itu duluan turun dan dia akan menunggu lift yang lain lagi, meskipun sebenarnya dialah yang telah lebih dulu menunggu. Rupanya sesuai aturan management nya, mereka tidak boleh satu lift dengan penghuni apartemen, apalagi membawa perlengkapan pembersih. Mereka harus mencari lift yang kosong untuk bisa turun, yang entah kapan baru tersedia. Bapak itu mempersilahkan dia masuk lift bersama sama, dengan sedikit memaksa tentunya, karena ibu itu enggan untuk masuk. Ibu itu begitu berterima kasih dan bahagia, karena merasa dihargai, dan karena tidak harus menunggu lebih lama lagi untuk bisa mengerjakan tugas tugas selanjutnya.
Tuhan selalu menampakkan diriNya dalam berbagai wujud dan peristiwa, sering dalam diri orang orang yang sederhana. Dia hadir didalam diri kurir yang lagi menunggu. Dia hadir didalam diri ibu pembersih yang lagi menunggu lift. Dia menunggu kita untuk berbuah kasih didalam kejadian dan peristiwa yang kita temui dan alami. Tetapi kenapa kita sering tidak melihatnya? Atau sulit untuk merasakannya? Atau tidak peduli oleh berbagai alasan dan aturan duniawi, yang semuanya menghalangi terwujudnya tindakan kasih.
Hal utama yang diperlukan dari kita adalah iman dan kerinduan untuk mencari Dia. Iman dan kerinduan ini lah yang dapat menuntun kita untuk menemukan Dia yang adalah kasih itu sendiri. Sehingga Kasih menjadi fondasi jalan hidup kita, menjadi pegangan setiap tindakan dan keputusan kita. Menyebabkan kita peka atas kehadiran Nya untuk selalu menghasilkan buah kasih sekecil apapun itu.
Banyak jalan jalan kecil yang kita temui setiap waktu dan setiap keadaan didalam hidup. Tinggal kita, bersediakah mempersiapkan lilin lilin kecil untuk menerangi jalan jalan kecil itu.
Comments are closed