Oleh Suharjo Djais
Suatu hari saat Tuhan sedang membaca surat dari umatnya, tiba-tiba datang sebuah teriakan yang berasal dari doa seorang pemuda. Doa yang begitu kerasnya sampai akhirnya membuat Tuhan melakukan tatap muka dan bertanya “ada apa anak ku?”. Dengan sewot pemuda itu berkata “Kenapa Kau memberiku salib sebesar ini Tuhan? Kau tidak adil… saya mau minta tukar!!!”
Dengan sabar Tuhan berkata “Baiklah, akan saya ambil salib ini dari kamu dan saya simpan di Gudang ya sekarang… nah, kamu boleh ikut saya ke gudang sekarang untuk memilih sendiri salib mana yang kamu inginkan”.
Setelah sekian lama berkeliling gudang, menimbang dan memilah deretan salib yang ada yang ukurannya ternyata jauh lebih besar dari yang pernah dia miliki, akhirnya pemuda itu melihat sesuatu di pojokan gudang yang ukurannya sesuai dengan apa yang dia cari.
Dengan gembira pemuda itu berkata kepada Tuhan “Itu Tuhan, itu salib yang saya mau tukar sama salib saya”.
Tuhan sambal mengernyit dahi-Nya lalu berkata “Salib itu bahkan 3 kali lebih besar dari salib kamu tadi, kamu serius?”.
Pemuda itu tertawa, lalu dia berkata “Tentu bukan yang itu Tuhan, tapi yang dibelakangnya yang 3 kali jauh lebih kecil hahaha…” jawab pemuda itu penuh kemenangan.
Sambil tersenyum Tuhan berkata “Anak ku, itu salib yang kamu keluhkan dan baru saja kamu kembalikan kepada saya”…
Cerita pendek diatas adalah refleksi kehidupan kita semua yang seringkali mengeluh akan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi sampai membuat kita lupa untuk bersyukur akan hidup yang kita miliki.
Saat Melbourne masuk lockdown kelima, saya sempat mengeluh dan gelisah karena satu dan lain hal. Sampai beberapa hari setelah lockdown tiba-tiba salah satu whatsapp group saya berdering, dan salah satu kalimat mereka membuat saya tertegun “di Indonesia sekarang sudah nambah 45ribu kasus per hari nya guys, stay safe ya manteman”, kalimat yang kemudian disusul kalimat lain “ppkm mau diperpanjang nih, kasian mereka yang ga bisa cari makan”.
Saya terdiam cukup lama saat membaca deretan kalimat di dalam group itu, jujur jika mereka yang berada di Indonesia sedang berada dalam situasi yang bisa dibilang jauh lebih tidak enak dan tidak nyaman dari keadaan saya yang di lockdown lagi yang kelima kalinya, dan saya masih mengeluh untuk salib yang harus saya bawa saat ini?
Teman-teman, Tuhan memang tidak pernah menjanjikan kehidupan tanpa masalah kepada umat-Nya, apalagi menjanjikan tingkat kesulitan yang sama untuk setiap umat-Nya. Akan tetapi, Tuhan pernah berjanji jika kesulitan yang kita hadapi tidak akan melebihi kekuatan yang kita miliki seperti yang tertuang dalam 1 Korintus 10:13. Dia, memang terkadang tidak langsung menjawab doa kita atau langsung menuntun kita ke arah yang benar, semua itu semata karena Tuhan ingin kita menjadi insan dan memiliki Iman yang lebih baik dengan menempa kita melalui ujian atau cobaan.
Percayalah kita tidak sendirian dalam menghadapi kesulitan kita, karena Tuhan selalu ada untuk kita dan doa kita akan selalu dijawab dalam waktu-Nya, bukan waktu kita, karena hanya waktu-Nya lah yang selalu tepat.
Salam…