Oleh Suharjo Djais
Apa yang akan saya coba tulis kali ini cukup menggelitik, “Maksud Tuhan atau Maksud Saya?”
Pernahkah kalian pada sebuah titik merasa kok Tuhan tidak membuat kita sukses pada apa yang sedang kita perjuangkan ya… padahal kita sudah berbakti, taat, dan banyak melakukan pelayanan untuk Dia?
Jujur kita sering kali berpikir jika kita sudah taat kepada Dia, maka Dia akan mengantar kita kepada sebuah kesuksesan atau minimal memberikan apa yang kita minta. Padahal semua itu belum tentu apa yang sedang terjadi, karena pada faktanya apa yang menjadi maksud Tuhan mungkin justru malah sebaliknya. Disaat kita sedang berpikir jika Tuhan sedang menuntun kita langsung ke sebuah arah yang sedang kita tuju, padahal Dia justru sedang tidak melakukan itu melainkan sedang melatih kita.
Hasil yang kita capai, apakah berhasil atau tidak di sebuah tujuan tidaklah penting, karena pencapaian yang kita raih di titik itu hanya akan menjadi salah satu bagian dalam rentang perjalanan hidup kita di dunia. Sebaliknya apa seharusnya kita lihat adalah proses itu sendiri dalam perjalanan kita mencapai tujuan kita, karena hal itulah justru yang dilihat oleh Tuhan sebagai sebuah tujuan.
Tuhan tidak sedang bekerja ke arah suatu tujuan akhir tertentu karena maksud-Nya ialah proses itu sendiri. Apa yang diinginkan Tuhan bagi kita ialah agar kita mampu melihat “Dia berjalan di atas air” tanpa tepian ataupun pantai, tanpa keberhasilan, juga tanpa sasaran yang terlihat jelas, tetapi hanyalah kepastian mutlak bahwa segala sesuatu beres karena kita melihat “Dia berjalan di atas air’ (Markus 6:49).
Proses inilah, bukan hasilnya, yang memuliakan Allah.
Maksud Tuhan adalah untuk memampukan kita melihat bahwa Dia dapat berjalan dalam badai kehidupan kita sekarang juga. Jika kita mempunyai sasaran lebih lanjut dalam benak kita, maka kita tidak cukup menaruh perhatian terhadap masa kini terlebih terhadap proses nya. Namun, jika kita menyadari bahwa ketaatan dari waktu saat ini ke waktu berikutnya merupakan sasaran (tujuan), maka setiap saat menjadi berharga. Karena saat kita berfokus pada proses, iman kita akan berkembang dan menjadi matang.