Oleh Julianto Siaril
Lukas 10: 41-42
Tetapi Tuhan menjawabnya: ” Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
tetapi hanya satu saja yang perlu:Maria telah memilih bagian yang terbaik yang tidak akan diambil daripadanya”
Yang banyak kita dengar adalah orang berkata, PERCUMA bertekun dalam doa dan membaca kitab suci, kalo perbuatannya jauh menyimpang. Iman tanpa perbuatan adalah iman yang hampa. Mendingan perbanyak berbuat baik, giat dalam pelayanan. Meskipun jarang berdoa dan membaca kitab suci. Karena itu orang lebih menekankan karya nyata perbuatan baik daripada menumbuhkan Iman dengan melakukan kedekatan relasi dengan Tuhan.
Lebih jarang kita mendengar atau tidak lajim berkata, PERCUMA berbuat baik saja, tapi malas berdoa atau membaca kitab suci, mendengarkan firman Tuhan, membina relasi dengan Nya. Karena menurut yang lajim itu, berbuat baik tidak ada kamus PERCUMANYA.
Karena assumsi pola pikir yang demikian, banyak aktivis gereja, ketua wilayah dan lingkungan, pengurus gereja, dan umat Allah umumnya jadi salah fokus. Lebih menekankan karya nyata dibandingkan membangun kehidupan rohani. Karena pelayanan dan karya nyata sudah mencakup segala galanya.
Berbuat baik, melakukan pelayanan dan pewartaan adalah aktivitas riil yang bisa langsung ditangkap, dirasakan dan dicernakan, dilihat hasilnya oleh indra manusia. Oleh Karena itu ada kebanggaan, apresiasi, kepuasan, yang merupakan nilai nilai yang lebih mudah kita rasakan, hargai dan resapi dengan akal budi kita sebagai manusia.
Berbeda dengan membangun kehidupan rohani yang lebih solid dan mendalam melalui pembinaan relasi yang terus menerus dengan Tuhan. Ada unsur ketekunan, kesabaran, konsistensi dan penyerahan yang berkelanjutan yang harus dijalani. Dan itu tidak selalu berlangsung mulus, ada jatuh bangunnya, ada rintangan yang tidak terlihat tetapi terasakan. Ada kebosanan, kejenuhan yang terkadang tidak sanggup kita atasi. Selain itu tidak ada hasil aktif yang instant bisa dirasakan dan dipamerkan kepada khalayak, kecuali kepada diri sendiri. Akibatnya ke Egoan dapat menimbulkan frustrasi dan perasaan percuma dan sia sia. Tetapi apakah itu berarti PERCUMA? Iman yang teguh, merupakan kekuatan dari dalam dan modal yang kuat untuk melangkah keluar.
Inilah tantangan hidup beriman bagi kebanyakan dari kita. Apakah kita mau membangun dan menumbuhkan iman kita melalui relasi yang terus menerus dengan Sang pencipta atau hanya cukup sampai pelayanan dan karya nyata saja.
Aktif dalam pelayanan adalah sesuatu yang baik, tetapi harus di imbangi dengan kwalitas rohani. Karena hanya dengan dukungan kwalitas rohani yang kuat, distorsi, rintangan dan cobaan dalam bentuk kesombongan, haus pujian, cemburu, iri hati, sakit hati dan akhirnya patah arang dapat mudah diatasi.