Oleh Fr Yon Wiryono, SVD
‘Ku coba memandang dari segala mata
Barangkali engkau lupa ketika aku berangkat duluan, tak tahu tahu engkau di mana…
berjalan pada tapak misi itu
Sesaat sebelum surya melintas turun di cakrawala dunia…
Ku’ terdiam sebentar…jemu menatap awan
Ada samar-samar di sela sisa-sisa cahaya surya…
Dan kupandang langit dunia yang berduka,
yang telah menganyam ribuan harapan, sebelum mimpi kembali datang.
Bersama angin dan matahari ia mengarungi impian demi impian
duka mengusap hangat air mata dunia
Kemarilah saudaraku, kemarilah….
Kan ku kisahkan padamu peluh ini…
Mari kita beradu dalam nasib dan kesempatan, nasib yang merayap waktu yang kian memburu
Mari tatap dunia yang bermandikan kemalangan, berkeringatkan kepedihan
Mari berikrar tutupkan pintu duka…
Anginpun letih, meleleh di balik senja biru, menelusuri sungai-sungai derita dunia
Wahai sang waktu…engkau berlalu begitu cepat tanpa pamit
Menyeret duniaku, engkau berjalan terus, tetap, dan pasti, berlomba dengan nasib
Abad berlalu terlena tidur tiada terjaga
Wahai sang waktu, adakah engkau sang utusan impian yang datang padaku, membawa luka dan duka….
Istana apa yang kau idamkan, surga apa yang hendak kau bangun?
Tengoklah hari ini…penuh derita dan air mata…
wahai dunia, lupa dan terlelap
akan kumasuki gelap rahasiamu…berabad-abad suram
Dalam derapan sepatu-sepatu badai
Meniti sepanjang sisa-sisa cahaya senja
Ketika angin berkata-kata dalam bahasa bisu
Bersatu dalam haru, dalam kenang, dan harapan
Berceritalah padaku ya alam…berceritalah
datanglah padaku, bisiklah sebuah kisah
Tentang manusia yang lelap dalam mimpi, lelap dalam perang
Kedukaanku sungguh dalam dan sepi
Duka ibunda serta dunia dan zamannya
Dunia yang kini membayang dalam terik perang
Kejahatan direbutnya dari jabat tangan kasih sayang
Bila aku bertanya pada Tuhan, Apa memang harus ada peperangan dan kebenaran? Apa pula perdamaian, sebab ia tak pernah mengerti apa itu kemiskinan, kapalsuan, penderitaan dan kejahatan?
Oh Tuhan, di mataMu semesta lenyap menghilang
Bukalah kelopak mata dunia..biar cahaya cinta datang dan terus bersemi di setiap musim….
Biar segala musim berlalu pulang
Membawa sepucuk cinta di dunia
Melewati batas-batas waktu
cinta yang kekal bagai gurun, abadi bagai samudera, luas bagai angkasa
Tuhanku,
Di ujung senja sebuah waktu
Sepenggal sunyi meluruh jiwaku
Menyelusuri setiap lorong dan jalan
Dan pulang… menantikan yang daripadaMu
Comments are closed