MENUJU KEPADA TERANG KRISTUS – Minggu III: Berilah Aku Air Hidup

Sebagai paroki etnik, KKI Melbourne beroperasi di berbagai daerah untuk mencakup kondisi geografis domisili umat yang cukup besar di 'Greater Melbourne area'. Halaman ini digunakan untuk memberikan lokasi dan waktu perayaan Ekaristi berbahasa Indonesia.

Oleh Natalia TeguhPutri

Doa Pembuka

Allah Bapa Kami yang maha pengasih, syukur kami panjatkan kepadaMu atas kesempatan di masa prapaskah ini di mana kami dapat merenungkan kembali kasihMu yang begitu besar kepada umat manusia melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan PutraMu, Yesus Kristus. Semoga dengan merenungkan sabdaMu, kami dimampukan untuk menjadi pribadi-pribadi yang semakin menyerupai Dia dengan rela berbagi kehidupan kepada sesama demi kemuliaan namaMu. Dimuliakanlah Engkau kini dan sepanjang masa.

Kutipan Ayat yang menjadi Fokus Refleksi

“Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum” (Yohanes 4:7)

Ilustrasi

Ketika saya berkunjung ke Rumah Budaya Sumba, saya mendapati patung Yesus tersalib dengan tangan dan kaki sebelah kanan yang buntung. Pada saat itu saya kira patungnya rusak! Tapi kemudian Pater Robert Ramone menjelaskan bahwa patung itu memang sengaja dibuat demikian, untuk menyadarkan kita bahwa kitalah kaki dan tangan Yesus. “Kaki tangan” merupakan suatu ungkapan bermakna yang artinya orang kepercayaan atau anak buah untuk melakukan sesuatu. Bisa juga diartikan seseorang yang mengemban sebuah misi.

Kitalah rekan kerja misi Tuhan di dunia ini ketika kita dipakai menjadi perpanjangan tangan Tuhan bagi sesama. Hal tersebut juga kita dengar dalam injil hari ini yaitu perempuan Samaria yang menjadi saksi Yesus.

Refleksi

Perjumpaan Yesus dengan seorang perempuan Samaria di pinggir sumur tertuang dalam Yohanes 4:5-42. Dalam Injil ini, Yesus dalam perjalanannya ke Galilea berhenti di dekat sebuah sumur di kota Samaria. Ketika seorang perempuan Samaria datang ke sumur tersebut untuk mengambil air, Yesus meminta minum darinya. Perempuan itu terkejut karena Yesus, seorang Yahudi, meminta bantuan dari seorang Samaria, yang biasanya dianggap rendah oleh masyarakat Yahudi. Ketika itu, pada umumnya orang Yahudi tidak berbicara dengan orang Samaria, apalagi seorang laki-laki kepada seorang perempuan.

Namun ketika Yesus dan perempuan itu berbicara lebih jauh, Yesus mengungkapkan tentang kehidupan pribadi perempuan itu, termasuk bahwa dia sudah memiliki lima suami dan saat ini tinggal bersama seorang pria yang bukan suaminya. Perempuan itu terkejut bahwa Yesus dapat mengetahui tentang kehidupannya, dan dia langsung menyadari bahwa Yesus adalah seorang nabi.Yesus kemudian berbicara kepada perempuan itu tentang air hidup yang abadi, “Jikalau engkau tahu karunia Allah dan siapa Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum, tentulah engkau meminta kepada-Nya dan Ia akan memberikan kepadamu air hidup” (Yohanes 4:10). Perempuan itu kemudian menyadari bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan. Dia lalu pergi memberitahu orang-orang di kotanya tentang Yesus, dan banyak orang yang akhirnya percaya kepada-Nya.

Perjumpaan yang penuh makna ini menarik untuk diperhatikan dalam lensa memberi dan menerima. Yesus yang sebenarnya pemberi air kehidupan awalnya meminta air kepada perempuan Samaria. Ungkapan ini dapat dilihat sebagai bentuk kerinduan Yesus akan tanggapan kita sebagai manusia- bagaimanakah kita menyikapi Allah yang meminta sesuatu pada kita? Tampaknya Yesus datang ke sumur karena membutuhkan air dan perempuan Samaria itu datang ke sumur dengan alasan yang sama. Perempuan Samaria tersebut memang haus akan air, tetapi jauh di dalam hatinya ada kehausan lain yang takkan pernah bisa terpuaskan dengan air. Yesus memahami ini sehingga Dia menawarkan air kehidupan yang akan memuaskan dahaga seumur hidup. Air hidup ini adalah kasih Allah yang dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus (Roma 5:5). Dalam hal ini Yesus yang awalnya mengambil posisi seorang penerima, ternyata adalah seorang pemberi.

Dan sebaliknya, perempuan Samaria yang pada awalnya kelihatan seperti seorang pemberi air, ternyata kemudian menyadari bahwa dialah yang perlu menjadi seorang penerima air hidup dari Yesus dalam bentuk kasih. Kasih Yesus inilah yang kemudian menggerakkan hati wanita ini kepada pertobatan. Kasih inilah menguatkan perempuan ini untuk bersaksi dengan berani sehingga orang berbondong-bondong datang menemui Yesus sebagai Mesias. Dalam hal ini, perempuan Samaria bisa juga dilihat sebagai pemberi kesaksian dan Yesus penerima hasil kesaksian yang luar biasa tersebut.

Paus Benediktus XVI dalam ensikliknya Caritas in Veritate menunjukkan bahwa memberi dan menerima adalah bagian integral dari kehidupan manusia. Memberi tidak hanya berbentuk sumbangan materi, tetapi juga waktu, perhatian, dan pengabdian kepada yang membutuhkan. Memberi dan menerima adalah aspek penting dari kehidupan manusia yang dibangun di atas prinsip-prinsip kasih karunia, keadilan, dan solidaritas sosial. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk membantu mereka yang membutuhkan, sambil tetap memastikan bahwa bantuan yang kita berikan efektif dan berkelanjutan.

Inspirasi

Santa Teresa dari Avila menulis: “Kristus tidak punya tubuh di bumi selain tubuhmu, tidak punya tangan selain tanganmu, tidak punya kaki selain kakimu. Matamu adalah mata melalui mana cinta kasih Kristus bagi dunia terpancar; kakimu adalah kaki dengan mana Ia pergi untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik; dan tanganmu adalah tangan dengan mana Ia memberkati kita sekarang.”

Pertanyaan Refleksi Pribadi

  1. Dengan cara apakah hidupku diubah oleh Tuhan Yesus? Adakah pengalaman hidupku di mana aku merasakan Tuhan Yesus berbincang-bincang denganku dan mengutarakan isi hatiNya kepadaku dan sebaliknya?
  1. Apa yang bisa kulakukan dalam konteks hidupku (keluarga, pekerjaan, aktivitas lain) di mana aku bisa mewartakan kebaikan Tuhan dalam hidupku? Dengan cara apa aku bisa bersaksi sebagaimana perempuan Samaria bersaksi tentang Tuhan?

Doa Penutup

Bapa yang mahabaik, engkau mengubah hati manusia dan memanggil kami untuk berbagi kehidupan sebagaimana diajarkan dan dilaksanakan oleh Putramu sendiri Tuhan kami Yesus Kristus. Semoga kami semakin berani dan rela untuk terus mewartakan kebaikan Tuhan dalam hidup kami masing-masing. Doa ini kami panjatkan melalui perantaraan Yesus Tuhan dan juru selamat kami. Amin.

Tags:

Comments are closed

Latest Comments