Misi dan hakikat yang sejati sebagai Anak Allah

Sebagai paroki etnik, KKI Melbourne beroperasi di berbagai daerah untuk mencakup kondisi geografis domisili umat yang cukup besar di 'Greater Melbourne area'. Halaman ini digunakan untuk memberikan lokasi dan waktu perayaan Ekaristi berbahasa Indonesia.

Oleh Thomas Rizal Trika

Renungan ini ditulis setelah seharian ini selesai merayakan hari ulang tahun KKI ke 35. Yang walaupun capek ada rasa senang karena acara berjalan baik.
Tetapi tentunya tidak semua pengalaman pelayanan dalam komunitas selalu berhasil baik.
Ada kalanya sukses, gagal, kecewa, marah dan lain-lain itu dirasakan. Yang mana hal itu adalah hal yang biasa dalam pelayanan.
Tetapi apabila tidak dicermati, pengalaman sukses, gagal, ditolak atau diterima sesama seringkali mengombang-ambingkan kita. Entah menyeret kita untuk hanyut mengikuti pujian mereka, atau tenggelam dalam duka dan putus asa karena kegagalan atau penolakan mereka.
Banyak orang yang dipanggil dan terpanggil masuk pelayanan kemudian mengalami fenomena muntaber (mundur tanpa berita), ataupun hipertensi (hilang pergi tanpa permisi) setelah mereka tidak lagi dipuji, dan mengalami kekecewaan atau penolakan dalam misi pelayanan mereka.
Yesus sebaliknya, Dia tetap berteguh pada misinya, misi yang diberikan Bapa kepadanya, yang merupakan makna kehadirannya di dunia.
Karena itu walaupun dipuji dan dicari orang Dia tidak goyah untuk meninggalkan mereka pergi ke tempat lain memberitakan Injil (Mrk 1:38).
Ketika orang mau menjadikan Dia raja, dia malah menyingkir ke tempat yang sepi (Yoh 6:15).
Bagi Yesus yang dicari bukan penerimaan atau penolakan manusia, tetapi kesaksian kasih Bapa lewat karya yang Dia lakukan sebagaimana dipercayakan Bapa kepadanya (Yoh 5: 19-47).
Dari contoh Yesus diatas tersebut maka kita lantas bisa mengerti mengapa Yesus, betapapun sibuknya selalu mencari saat hening sendiri dengan BapaNya, entah di pagi hari waktu hari masih gelap, sebelum mulai kegiatannya (Mrk 1:35), atau siang hari saat jeda istirahat (Luk 4:42), ataupun di malam hari, lebih-lebih saat mau mengambil keputusan penting (Luk 6: 12). Bagi Yesus saat itu adalah saat yang meneguhkan misi dan hakikatNya yang sejati sebagai Anak Allah di hadapan Bapanya.

Semoga dengan berusaha terus meneladani Yesus kita menjadi pelayan-pelayan Tuhan yang sungguh memahami misi yang diberikan Tuhan sebagai Bapanya kasihNya dan tidak lagi mencari pujian, promosi misi dan diri sendiri ataupun mengalami kekecewaan Ketika ditolak dalam misi pelayanan kita. Semoga.

Tags:

Comments are closed

Latest Comments