Oleh Frater Gusty Siga, SVD
Malam ini saya merasa senang sekali karena mendapat kesempatan berdoa rosario bersama umat. Saya semacam bernostalgia lagi dengan pengalaman masa lalu saya, ketika masih berada di usia anak-anak. Di kampung halaman saya, kami punya tradisi yang sama setiap bulan Oktober, berdoa rosario bergilir dari rumah ke rumah. Di daerah saya di Flores, kami juga punya kebiasaan untuk mengarak patung Bunda Maria sepanjang jalan dari Gereja menuju ke rumah umat dari KUB ke KUB. Tempat2 ziarah semisal gua2 Maria selalu penuh dikunjungi. Bulan Rosario dan bulan Maria selalu menjadi momen istimewa untuk kami sekeluarga. Ibu saya adalah orang yang sangat setia berdevosi kepada Bunda Maria berdoa rosario dan selalu mengajak kami berdoa Bersama di rumah setiap jam 6 sore. Karena Pendidikan saya harus pergi meninggalkan keluarga menuju tempat baru. Kadang saya rindu momen-momen seperti ini. Yang walaupun sederhana tetapi sangat berkesan dan membekas. Untuk itu terima kasih karena sudah mengajak saya berdoa bersama.
Kalau boleh dibilang, sebagai orang Katolik, Devosi kepada Bunda Maria dan doa rosario sudah menjadi bagian dari hidup kita karena tradisi ini sudah diajarkan secara turun temurun sejak kita kecil. Namun, sering saya bertanya dalam diri sebenarnya apa makna sesungguhnya dibalik devosi kita kepada Bunda Maria. Kenapa kita berdoa rosario, kenapa kita menghormati Bunda Maria? Pertanyaan yang sama juga ditunjukkan untuk kita untuk direfleksikan. Seandainya orang bertanya keapada kita bagaimana kita menjelaskan iman kita saat berhadapan dengan pertanyaan seperti ini.
Dulu saya berdoa rosario karena mengikuti teladan orantua saya tanpa tahu apa maknanya. Setelah tumbuh dewasa, mendapat banyak ilmu dan belajar Teologi, akhirnya saya paham bahwa Bunda Maria, Bunda Yesus punya tempat yang istimewa dalam Gereja Katolik. Untuk itulah kita menghormatinya dalam devosi. Banyak orang salah kaprah mengatakan bahwa kita menyembah Bunda Maria. Hanya Tuhan yang kita sembah. Kita tidak menyembah Bunda Maria, kita menghormati Bunda Maria sebagai perantara kita kepada Kristus puteranya. Kalau orang Katolik membuat patung Bunda Maria dan menyimpannya serta berdoa di depan patung tersebut, tidak berarti mereka menyembah berhala. Tujuan doa itu bukanlah kepada patung tersebut. Patung dibuat, supaya lebih mudah mengingat akan tokoh atau pribadi yang dilukiskan itu. Patung yang dibuat itu dapat dibandingkan dengan selembar foto sorang anak, yang sangat dikasihi ibunya, dan foto itu sering di bawa ke mana saja ia pergi, sebagai ungkapan cinta dan kedekatan serta ikatan batin dari dua pribadi yang bersangkutan. Demikian juga patung Maria yang dibuat, mau menunjukan kedekatan kita dengan dia, dan mempermudah mengingat pribadinya sebagai ibu yang mengasihi dan siap menolong kita.
Mengapa Gereja Katolik sangat menghormati Bunda Maria? Dasar penghormatan Gereja Katolik terhadap Bunda Maria sangat Alkitabiah. Hal itu dijumpai ketika Malaikat Gabriel yang diutus Allah, yang merupakan juru bicara Allah datang kepada Maria, dan menyampaikan kabar, bahwa ia (Maria) akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika Malaikat Gabriel bertemu dengan Maria, ia menyapa Maria dengan suatu sapaan yang begitu hormat: “Salam hai Engkau yang dikaruniai” (Luk. 1:28). Sapaan ini adalah suatu tanda penghormatan yang istimewa dari Allah terhadap Bunda Maria. Meskipun perkataan itu keluar dari mulut Malaikat Gabriel, tetapi sesungguhnya sapaan ini adalah sapaan Allah sendiri, yang diucapkan-Nya melalui utusan-Nya. Sapaan tersebut menunjukan bahwa Allah begitu menghormati ciptaan-Nya ini. Di antara semua ciptaan Allah, Maria adalah ciptaan yang paling sempurna. Ia dilindungi secara khusus oleh Allah, sehingga ia tanpa noda sedikit pun sejak dari dalam kandungan. Ia tetap Perawan (Dogma 1854).
Maria adalah orang yang sederhana, seorang gadis desa dari Nazareth. Ia seorang yang bersahaja sebagaimana gadis Nazareth pada umumnya. Orang tidak pernah mengetahui, bahwa ia dipilih Allah untuk mengandung dan melahirkan Putera Allah. Orang hanya mengetahui, bahwa ia adalah seorang yang saleh. Hidupnya sangat tersembunyi. Namun dalam kesederhanaannya, ia hidup tanpa noda dosa, sejak dari dalam kandungan ibunya. Ia sungguh hidup sempurna, karena Allah sendiri yang menjaga dia. Kesempurnaan Maria juga terletak dalam penyerahannya yang total terhadap kehendak Allah. “Terjadilah padaku menurut perkataanmu,” merupakan suatu jawaban yang menunjukan kesempurnaan Maria dalam menerima dan mau melakukan kehendak Allah.
Keterpilihan Maria oleh Allah, untuk melahirkan Yesus sebagai Anak Allah menjadikan Maria sebagai Bunda Allah, Theotokos atau Maria Mater Dei, (Konsili Efesus 431). Gelar Maria sebagai Bunda Allah atau Theotokos didasarkan pada pribadi Yesus sebagai Anak Allah. Yesus lahir dari Maria bukan hanya sebagai manusia saja, tetapi sekaligus Allah. Sejak Maria diangkat dan diberi gelar oleh Gereja sebagai Bunda Allah, maka devosi kepadanya sangat berkembang. Banyak umat Allah yang memohon doa kepada Bunda Maria. Seperti doa Rosario, Novena tiga kali Salam Maria dan Ibadat hari Sabtu dalam Gereja dipersembahkan secara khusus untuk menghormati Bunda Maria serta ibadat-ibadat lain untuk mengenang jasa Maria bagi Gereja. Karena Bunda Maria telah diberikan Allah kepada Gereja dan diberi tempat yang istimewa, maka tugas Maria dalam Gereja adalah mendoakan dan melindungi Gereja yang masih dalam perziarahan menuju Bapa.
Jika Gereja Katolik berdevosi kepada Maria, tidak berarti Maria menjadi perantara kepada Bapa atau mengambil alih peran Yesus. Yesus tetap menjadi perantara satu-satunya kepada Bapa. Gereja Katolik berdevosi kepada Maria, karena ia adalah ciptaan Allah yang sempurna dan sangat dekat dengan Allah dan kepada kita anak-anaknya. Ia adalah rekan perantara (Co-Mediatriks) Allah kepada manusia, dalam Yesus Kristus. Kita memperoleh berkat dari Allah melalui Maria dalam Yesus Kristus. Ia hidup dan menjadi Bunda Gereja. Ia adalah penolong kita (Avokata Nostra) dalam bahaya. Banyak kita mendengar kesaksian, bagaimana doa yang dipanjatkan dengan perantaraan Bunda Maria terkabul. Ini berarti doa Bunda Maria sangat berkenan kepada Allah. Bagi orang Katolik, Bunda Maria adalah teladan sejati menjadi murid Kristus. Menjadi murid Kristus yang sejati berarti berusaha meniru sikap Bunda Maria. Berdoa bersama Bunda Maria dengan demikian adalah salah satu usaha untuk semakin serupa dengan Yesus Kristus. ketika orang Katolik berdoa bersama Bunda Maria, itu berarti mereka sedang berdoa bersama orang yang paling dekat dengan Tuhan Yesus. Sebagai orang yang paling dekat dengan Tuhan Yesus, Bunda Maria tahu cara berdoa yang baik. Ia pernah mengalami suka dan duka hidup, dia tahu cara menyampaikan itu semua kepada Tuhan Yesus, karena dia istimewa.
Saudara/I yang terkasih dalam kristus,
Jika Bunda Maria menjadi perantara kita menuju Yesus, pertanyaannya adalah apakah dalam hidup, kita telah mampu menjadi perantara bagi orang lain untuk menuju kepada Yesus? Sama seperti Bunda Maria, segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup, pelayanan, keberadaan kita haruslah membuat orang lain merasa dekat dengan Yesus, membuat mereka semakin mengenal Kristus. Saya yakin disadari atau tidak disadari, kita yang berkumpul pada malam ini telah berjuang untuk menjadi pribadi yang berguna untuk orang lain, pribadi yang menjadi saluran cinta kasih dari Allah untuk sesama. Menjadi orang Katolik adalah sebuah kebanggaan bagi kita, karena dengan itu kita mencerminkan wajah Yesus yang kita Imani. Yesus yang berbelas kasih, Yesus yang solider dengan sesama, Yesus yang mencintai dengan segenap hati serta Yesus yang rela berkorban demi keselamatan kita manusia.
Itulah tugas utama kita sebagai orang Kristen, pengikut Kristus, semoga kita selalu meneladani semangat hidup Bunda Maria yang kita hormati selama bulan ini. Semoga kerendahan hati, kesediaan dan cinta kasih yang ia tunjukkan kepada kita dapat kita wujudkan dalam hidup harian kita di tengah keluarga, sebagai orangtua anak, ditengah lingkungan tempat kita berada. Semoga kita mampu menjadi saluran kasih bagi sesama kita dan membantu orang lain untuk menemukan kedamaian dalam diri Yesus Kristus.
Comments are closed