Oleh Petter Sandjaya
Ada hal yang unik ketika membeli rumah yang baru dibangun di Melbourne dibandingkan dengan di Indonesia. Sebelum para property agent bergerilya memasarkan ke seluruh penjuru daerah, kita akan temukan ruas-ruas jalanan menuju lot tanah yang siap dipasarkan, sudah rapi dan baik untuk dilewati, baik oleh kendaraan ringan sampai kendaraan berat. Mulai dari rambu-rambunya, sampai kabel listrik dan internet sudah terancang dan terencana dengan baik.
Berbanding terbalik dengan proses penjualan properti di beberapa daerah di Indonesia yang dibangun bukan oleh developer perusahaan besar. Banyak sekali ditemukan aksesnya masih berupa jalan berbatu atau tanah merah, yang menyebabkan proses pembangunan menjadi terhambat, apalagi kalau hujan turun, otomatis proses penyelesaiannya semakin molor. Bahkan ada yang sudah ada penghuni di perumahan tersebut, tetap tidak meng-upgrade jalanan dan akses mobilisasi penghuni.
Urusan jalanan memang bukan urusan uang receh. Dan tiap negara memang punya prioritasnya sendiri-sendiri. Namun melihat dari cerita di atas, kita dapat sedikit gambaran bahwa jalan atau akses itu sendiri memegang peranan sangat penting dalam hal kenyamanan dan memberikan kemudahan bagi banyak orang untuk bisa sampai ke tujuan dengan cepat dan nyaman.
Masih tentang urusan jalanan. Saya tinggal di daerah barat Melbourne yang sering sekali memanfaatkan akses Western Freeway sebagai akses paling cepat dan nyaman. Namun sayangnya pada jam-jam berangkat dan pulang kerja, Western Freeway ini selalu saja macet dikarenakan hanya memiliki 2 jalur sementara populasinya terus meningkat, penggunanya meningkat, yang secara otomatis menyebabkan probabilitas kecelakaan pun meningkat.
Penjualan properti terus digenjot, tapi aksesnya tidak pernah di-upgrade. Pertanyaannya, kenapa jalurnya ga ditambah seperti Eastern Freeway yang memiliki 4 jalur? Nah, kalau untuk ini saya tidak bisa menjawabnya, karena kemungkinan ada unsur politik dan kepentingan lainnya. Tapi kita bisa melihat di sini betapa pentingnya untuk mendapatkan jalan yang baik sehingga bisa mencapai tujuan dengan lebih cepat dan nyaman.
Begitulah yang ingin disampaikan oleh Penginjil Markus:
“Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya” (Mar 1: 3)
bahwa Yesus yang adalah firman Tuhan yang hidup, harus dipersiapkan kedatanganNya. Bahwa Yesus yang adalah jalan, kebenaran dan hidup itu, harus dapat mempermudah kita mengenali dan memahami rencana Allah akan hidup kita yang makin ruwet ini.
MengenaliNya melalui jalan yang benar sungguh dapat membantu kita mencapai tujuan dengan nyaman. Sehingga dalam perjalanan jika terjadi “senggol-menyenggol” atau ”salip-menyalip”, tidak akan memudahkan kita meluapkan emaosi. Karena kita tahu tujuan kita, dan memahami betul betapa pentingnya untuk sampai ke tujuan kita. Bila ada yang memperlambat perjalanan, tidak dengan mudah mengklakson atau malah berteriak mengumpat ke pengendara lain. Karena kita tahu selambat apapun perjalanan ini, kita masih bergerak maju menuju tujuan yang benar.
Cepat atau lambat, hanyalah soal waktu. Seperti yang rasul Petrus sampaikan:
“…satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.” (2 Pet 3:8)
Namun yang dunia tawarkan dan banding-bandingkan adalah adalah tentang kecepatan sehingga banyak sekali orang-orang tergoda dan berlomba-lomba “ngebut” dalam perjalanan yang kadang malah mencelakai orang lain. Jalannya sudah benar, tapi kok malah mencelakai orang lain yang sejalan dengan dia? Miris, bukan? Sayangnya memang itulah yang sering terjadi dalam kehidupan ini.
Semoga di minggu Adven ke-2 ini, kita semakin disadarkan untuk mengejar sesuatu yang memang Tuhan rencanakan dalam hidup ini. Dengan tujuan yang tepat, jalan yang benar, berkemudi yang baik, tentu akan membahagiakan diri sendiri dan orang-orang yang sudah menunggu kita di tempat tujuan untuk sampai dengan selamat, bukan salah alamat.
Comments are closed